Jakarta ( Berita ) : Bank Dunia memperkirakan bencana alam di Jepang akan berdampak pada sektor perdagangan dan keuangan di kawasan Asia Timur. “Dampak terbesar yang akan langsung terasa adalah pada sektor perdagangan dan keuangan,” kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Vikram Nehru dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa [22/03].
Menurut Bank Dunia, posisi penting Jepang di kawasan Asia Timur menyebabkan dampak bencana dahsyat akan dirasakan oleh kawasan.
Namun Bank Dunia memperkirakan, dampak bencana itu kepada ekonomi kawasan Asia Timur tidak akan berlarut. Lembaga keuangan internasional itu memperkirakan pertumbuhan di Jepang akan kembali naik seiring dengan akselerasi upaya rekonstruksi.
Pada sektor perdagangan, Bank Dunia menggunakan gempa bumi Kobe tahun 1995 sebagai pedoman sejarah, perdagangan Jepang hanya akan melambat untuk beberapa triwulan saja.
Sektor impor Jepang sepenuhnya pulih hanya dalam kurun waktu satu tahun, sementara tingkat ekspor mencapai 85 persen dari tingkatan pra-gempa.
Namun yang membedakan kali ini adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan produksi terutama di industri otomotif, dan hal ini dapat menjadi berkelanjutan.
Di sektor keuangan, sekitar seperempat utang jangka panjang Asia Timur bernominasi Yen Jepang di mana sekitar delapan persen di Cina, sampai 60 persen di Thailand.
Satu persen apresiasi untuk Yen Jepang berarti peningkatan sekitar 250 juta dolar AS dalam utang tahunan untuk aset dalam Yen yang dimiliki oleh negara-negara berkembang di Asia Timur.
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan PDB riil Jepang akan melambat akibat gempa bumi dan tsunami, namun diperkirakan perlambatan hanya akan sementara dan akan kembali naik di pertengahan 2011 setelah upaya-upaya rekonstruksi berjalan.
Meski terlalu dini untuk melakukan kajian lengkap, berdasar pengalaman Jepang yang lalu, upaya rekonstruksi akan berlangsung cepat dan dampak jangka pendek pada perekonomian Asia Timur akan terbatas.
Dampak ke Indonesia
Menanggapi dampak bencana terhadap perdagangan Indonesia-Jepang, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan volume perdagangan dengan Jepang akan pulih kembali ketika negara tersebut memasuki tahap rekonstruksi pasca bencana gempa bumi dan tsunami.
“Kalau kita lihat apa yang terjadi waktu (bencana gempa bumi pada 1995) Kobe, misalnya pada kuartal kejadian itu terjadi dia turun, tetapi begitu masuk tahap rekonstruksi dia naik,” katanya.
Ia memperkirakan tahap rekonstruksi Jepang akan berlangsung pada kuartal III-2011 dan pada periode ini ekspor Indonesia akan meningkat terutama pada sektor energi, besi baja, konstruksi kayu serta perabotan rumah tangga (furniture).
“Kita liat dia akan butuh lebih banyak bahan baku untuk energi, untuk bangun rumah, besi baja, mungkin untuk kita termasuk furniture, konstruksi kayu, peralatan rumah. Peluang ada di rekonstruksi, tapi kita harus lihat bagaimana keadaannya,” ujarnya.
Menurut Mari, untuk saat ini ada pelambatan arus barang dari dan menuju Jepang, namun masih belum ada indikasi gangguan perdagangan dan terus berlangsung normal hingga sekarang. (ant )
Sumber : Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar